Cerita Sex Kak Alya HOT !!!

Video Rate:
2.60 / 5 ( 5votes )
2236 views

PentilSusu – Kak, aku pergi sekolah dulu yah…”
“Iyaaa… belajar yang bener, jangan macam-macam di sekolah kamu dek!”
“Nggak kok… mending macam-macam di rumah sama kakak, hehe”
“Hah? Apaan sih kamu…?”
“Bercanda kok kak…”
“Dasar…” Diapun mendaratkan ciumannya di keningku, seperti yang biasa dia lakukan ketika aku pamit ke sekolah. Ugh, sungguh senangnya tiap pagi selalu mendapatkan ciuman darinya, ciuman dari kakakku yang cantik dan seksi ini, tapi…
“Hehe.. Dado pamit juga ya kak..” ujar temanku bernama Dado yang menungguku dari tadi. Dia ikut mendekati kakakku dengan wajah sok polos dan cengengesan seperti ingin juga mendapatkan kecup manis dari kakakku.
“Kenapa Do? Kamu mau kakak cium juga?” Tanya kakakku seakan bisa menebak apa yang dipikirkan temanku itu.
“Hehe… Iya kak… boleh?” pinta Dado.

“Hihihi… duh kamu ini, Kakak tanyain Aldi dulu yah… Dek lihat tuh, temanmu mau dicium sama kakak juga tuh… Boleh nggak dek dia juga dapat ciuman dari kakak?” tanya kakakku meminta pendapatku.
“Ya nggak lah kak!” tolakku, gila aja kalau si jelek ini juga dapat ciuman dari kakakku.
“Tuh dengar, gak dibolehin sama Aldi, hihihi. Udah sana kalian, buruan berangkat”
“Iya iya… Buruan Do!” suruhku menyeret Dado, kalau lama-lama di sini ntar si Dado beneran bakal dapat ciuman dari kakakku lagi, tak rela aku! Akupun segera menyalakan motorku dan berangkat ke sekolah.
“Daagh kak Alyaa…”
“Daagh kak Alyaa cantik.. hehe..” pamit Dado juga ikut-ikutan. Kupret nih anak!
Namaku Aldi. Aku masih kelas 2 SMU. Di rumah ini aku hanya tinggal berdua bersama kakakku. Ya, hanya berdua saja karena kedua orang tua kami tinggal di kota yang berbeda dengan kami. Papaku yang bekerja di luar kota membuat Mama juga jadi harus mendampinginya di sana. Tapi bagiku tak masalah, karena selama ini aku ditemani oleh kakakku, Kak Alya.
Kak Alya saat ini sedang kuliah di salah satu PTS ternama di kota kami dan baru saja menjalani tahun pertamanya. Sungguh hari-hari yang kulalui sangat menyenangkan karena kakakku sangat memperhatikan diriku. Seperti memasakkan makanan untukku sehari-hari, sampai mengingatkan akan pakaian kotorku yang seharusnya dicuci. Tapi karena kakakku juga memiliki kesibukan kuliah, aku memilih untuk mencuci pakaianku sendiri. Walau terkadang justru ia yang ingin mencucikan pakaianku. Memang kakakku ini sangat baik. Hal itulah yang membuatku semakin suka bermanja-manja pada kakakku ini.
Kak Alya sehari-hari dikenal baik, ramah dan sopan di lingkungan perumahan kami. Dia tidak pernah pilih-pilih teman dalam bergaul. Walaupun kak Alya sudah memiliki pacar, tapi tetap saja banyak cowok yang nekat untuk medekatinya. Bahkan termasuk teman-temanku yang suka main kerumah dengan alasan bikin PR lah, main PS lah. Siapa juga sih yang tidak tertarik dengan cewek seperti kak Alya? Sudah cantik, sopan, ramah pula. Aku saja sampai tertarik padanya meskipun aku adalah adik kandungnya, hehe.
Sehari-hari, Kak Alya selalu berpakaian tertutup lengkap dengan jilbab bila keluar rumah atau saat sedang menerima tamu. Tapi ketika sedang di rumah saat hanya berdua denganku, kak Alya sering sekali berpakaian seadanya. Siapapun pasti memaklumi bila berpakaian seadanya saat berada di rumah tanpa ada orang lain yang melihatnya kecuali aku. Tapi yang kak Alya kenakan justru lebih dari sekedar seadanya. Bahkan bisa dibilang sangat seadanya, pakaian yang sangat minim! Karena hanya ada aku di rumah ini, maka akulah yang beruntung bisa melihat pemandangan indah ini setiap hari. Walaupun kadang-kadang teman-temanku juga kebagian rezeki dapat melihat penampilan kakakku berpakaian minim.
Seperti saat mengantarkan aku ke depan pintu tadi, kakakku ini hanya mengenakan tanktop putih ketat berbelahan rendah dengan bawahan celana pendek berwarna pink. Sungguh setelan yang mempertontonkan aurat-auratnya! Kulitnya yang putih mulus, lekukan tubuhnya yang indah, rambut hitam sebahunya yang digerai, serta semua bagian tubuhnya yang biasa ia tutupi bila keluar rumah itupun tersaji khusus untukku, adek laki-lakinya. Aku juga bisa pastikan kalau kak Alya tidak mengenakan apa-apa lagi dibaliknya karena aku bisa dengan jelas melihat tonjolan mungil pada bagian dadanya. Gimana aku nggak horni coba? Meskipun aku adeknya, tapi aku kan laki-laki biasa. Sialnya temanku tadi juga beruntung bisa melihatnya.

Tapi kak Alya sepertinya cuek-cuek saja dan tidak peduli bila dirinya selalu menjadi tontonan bagiku sehari-hari. Kak Alya seperti sudah biasa membiarkan dirinya dan cara berpakaiannya itu dipelototi bulat-bulat olehku. Malah sesekali kak Alya melempar senyum manisnya ketika tahu aku sedang memperhatikannya. Ugh, sungguh bikin gregetaaan! Mana dianya juga tak jarang mondar-mandir di depanku seperti seakan sengaja menggodaku. Gimana aku tidak pusing dibuatnya!?
Semakin lama aku malah berpikir kalau kak Alya sepertinya suka sekali jika aku memperhatikan dirinya. Terutama ketika kak Alya hanya berpakaian seadanya di rumah, dia betul-betul memamerkan kecantikannya itu padaku. Berbeda dengan kesehariannya di luar, kalau di rumah kak Alya sering menggodaku seolah-olah ia seperti perempuan nakal. Dan namanya laki-laki, aku pun sering merasa tak tahan dengan pemandangan yang selalu kak Alya suguhkan setiap hari buatku. Kak Alyaku yang cantik, putih, bening, dan seksi, dan nakal, akhirnya menciptakan khayalan yang tidak-tidak di dalam kepalaku. Dan berujung pada kegiatan rutin harian, yaitu urut-mengurut otongku sambil membayangkan kak Alyaku yang nakal.
Tentunya aku beronani membayangkan kakakku secara diam-diam, tapi akhirnya perbuatan aku itu ketahuan juga olehnya. Kejadiannya baru seminggu yang lalu…
“Adeeeeeek!” teriaknya kencang di depan kamar mandi waktu itu.
“Apaan sih kak? Berisik amat”
“Kamu onani?? Tuh pejumu belepotan di lantai kamar mandi! Cepat bersihin!”
“I..iya..” Duh, aku sungguh malu ketahuan habis onani oleh kakakku sendiri.
“Emang kamu udah bisa keluarin peju yah dek?” ujarnya menggodaku.
“Ya bisa dong kak… aku kan udah gede, hehe..”
“Iya.. makin gede tapi juga makin mesum kamunya…”

“Habisnya kakak sih… ups!” sial, aku keceplosan.
“Hah? Jangan bilang kalau kamu onani sambil ngayal kakak!? Ayo jawab!”
“Eh.. i..itu…” aku tergagap. Masak aku mengakui padanya kalau aku membayangkan kakakku sendiri sebagai objek onani sih? Tapi dia yang melihat aku tergagap malah tertawa terbahak. Dia tidak marah!
“Dasar kamu… sama kakak sendiri nafsu… sana cepat bersihin pejuhmu!” ujarnya lalu pergi membiarkanku sendiri membersihkan ceceran spermaku di lantai kamar mandi.
Setelah kejadian itu, kakakku ini malah semakin menjadi-jadi menggodaku. Bahkan dia mengizinkan aku untuk membayangkannya bila aku beronani. Malah beberapa hari yang lalu aku beronani di depannya, di depan kakakku sendiri sampai ejakulasi dan pejuhku berhamburan mengotori lantai kamar mandi. Waktu itu aku lagi-lagi kedapatan olehnya sedang onani, dia tidak sengaja masuk ke kamar mandi.
“Kamu sih dek… kakak kira gak ada orang… eh ternyata malah asik onani…”
“I..iya kak… maaf”
“Bayangin siapa kamunya? Bayangin kakak lagi?”
“Iya kak.. hehe”
“Dasar porno! Ya udah, lanjutin gih sana…” ujarnya kemudian ingin pergi, tapi ku tahan.
“kakak di sini aja dong…”
“Hah? Ngapain?”
“Temanin aku…” pintaku nekat, aku pasrah kalau dia bakal memarahiku, tapi siapa tahu kalau dia malah setuju.

“Apaain sih dek… Dasar… ya udah, kali ini aja yah…” dan ternyata dia memang setuju! Sungguh beruntung aku punya kakak seperti dia. Udah cantik, baik, pengertian sama adeknya lagi, hehe. Akupun lanjut beronani, namun kali ini ada kakakku di depanku. Mengocok penisku dengan melihat kakakku secara langsung! Mana dianya senyum-senyum terus kepadaku, mana tahan coba? Akhirnya spermakupun muncrat-muncrat dengan derasnya di depannya.
“Udah kan dek? Udah lega? Udah hilang kan pusingnya?”
“I..iya kak.. makasih”
“Jangan lupa bersihin tuh pejumu…”
“I..iya..”
Tapi ternyata tidak sekali itu saja aku beronani di depannya, kemarin dan dua hari yang lalu juga demikian. Tapi hanya sampai disitu saja, kak Alya masih selalu mengingatkanku bahwa kami adalah saudara kandung kakak beradik. Memang aku sadar bahwa sangat tidak pantas aku meminta hal ini padanya. Tapi nafsuku pada kakakku sendiri mengalahkan segala-galanya.
…………
Dan kini, siang sepulang sekolah aku langsung menuju rumah tanpa mampir-mampir kemana lagi. Apalagi kalau bukan untuk berduaan dengan kak Alya, bermanja-manjaan dengan kakakku yang cantik ini.
“Kak Alyaa..” panggilku melihat kak Alya sedari tadi mondar-mandir.
“Apa deek?” aku mendengar kak Alya menjawab sambil tersenyum manis. Sepertinya ia tahu kalau aku sedang memperhatikannya dari tadi.
“Ngapain sih kak dari tadi mondar-mandir? Pusing tau kak liatnya”

“Ooh, adek lagi pusing beneran? Atau pusing banget dek?” teguranku malah dijadikan candaan oleh kak Alya.
“Anu kak.. Hehe.. lagi pusing banget..” jawabku cengengesan, entah kak Alya tahu maksudku atau tidak.
“Hihi.. kamu tuh ya dek.. ga bisa apa bentar aja ga pusing.. masa tiap hari bilangnya pusing melulu..” kak Alya duduk disebelahku dan memberi jarak agak jauh.
“Abisnya, kak Alya juga siih.. tanggung jawab ya kalo aku sakit gara-gara pusing melulu..” candaku mengancam kak Alya, sekali lagi entah kak Alya mengerti maksudku atau tidak.
“Yee.. adek yang pusing kok kakak yang disalahin? Umm, adek belum makan kalii.. Tuh kak Alya udah masakin ikan goreng kesukaan adek”
“Aku pusing bukan karena laper kak..” jawabku sok bersungut walau sebenarnya aku memang lapar betulan, hanya saja ada yang jauh lebih lapar di banding perutku.
Baca Juga:   Cerita Seks Mesum Terbaru 2020
Category: Cerita Sex Tags: , ,
cersex istri orang cersex dengan tetangga cersex ngewe cersex istri teman semprot cersex cersex tante girang cersex party

Related video